Terkadang
sehabis olahraga atau bekerja di depan komputer, saya memejamkan mata
terus bernafas dengan perlahan-lahan, rasanya enak sekali. Nyessstt
sampai ke otak. Enak memang klo kita bernafas secara perlahan-lahan.
Rasanya
rileks banget. Kadang kalo susah tidur saya juga mencoba cara ini, dan
biasanya langsung tertidur. Namun disamping semua itu ternyata ada
manfaat lain yang dapat diperoleh bila kita bernafas secara perlahan.
“Apa sih manfaat bernafas dengan perlahan pada tubuh kita? ”
Para
ilmuwan di National Institute of Health telah mengajukan sebuah teori
yang bisa jadi sebuah penemuan sensaional. Para ilmuwan ini meyakini
kalau bernafas memegang kunci dalam rahasia keteraturan tekanan darah.
Menurut teori yang mereka luncurkan, seseorang dapat terhindar dari
resiko tekanan darah tinggi secara significant dengan menurunkan
sejumlah hirupan dan hembusan nafas per menit selama periode kecil
setiap hari. Seseorang yang menghirup dan menghembuskan nafas lebih dari
sepuluh kali dalam semenit dalam jumlah terbatas dianggap mencapai
hasil yang bagus.
Namun, masalah ini masih dalam penelitian. Para spesialis baru-baru ini melakukan pengumpulan bukti untuk mendukung penemuan mereka. Sebuah alat khusus dibuat untuk mendukung
penelitian ini. Benda ini membantu para pasien yang menderita tekanan
darah tinggi guna belajar cara bernafas dengan perlahan. Hasil dari
studi ini melibatkan peralatan yang betul-betul mengesankan. Tekanan
darah dari para pasien yang biasanya berkisar anatara 10 menit sehari
selama dua bulan berkurang rata-rata antara 10 hingga 15 poin.
Para
ilmuwan ini menemukan kalau bernafas dengan perlahan, teratur dan
dalam-dalam mengarahkan pada relaksasi dan pengembangan denyut jantung.
Namun, para ilmuwan menyimpulkan kalau perlengkapan tersebut tak cukup
memadai untuk menghasilkan efek utama dan panjang. “Dalam sebuah cara, ini masih seperti ‘kotak hitam’,” ujar Dr. William Jay Elliot yang memimpin penelitian.
Sementara itu, serangkaian tes pada hewan dilakukan untuk menemukan
hubungan antara bernafas dan metabolisme, dimana memiliki pengaruh pada
tekanan darah. Sudah diketahui secara luas bahwa seseorang merekam efek
kuat dari stress dalam keseharian. Stress memicu percepatan nafas lebih
dari biasanya secara refleks. Sebagai hasilnya, setiap nafas membawa
sejumlah besar oksigen ke dalam darah. Proses tersebut memiliki efek
menguntungkan pada aktivitas otak. Disisi lain, terlalu banyak oksigen dalam darah menghalangi kemampuan ginjal menyaring sodium dari tubuh. Sementara sodium berperan penting dalam pengaturan tekanan darah.
“Jika
Anda melewatkan banyak waktu dibalik meja dan mengkonsumsi makanan yang
meningkatkan isi garam, ginjal Anda akan kurang efisien untuk memindahkan
zat garam tersebut dari tubuh Anda, Anda dapat memperbaiki situasi ini
dengan melakukan jalan-jalan secara teratur di hutan (tempat yang banyak
tetumbuhan-red),” ujar Dr. David Anderson yang melakukan penelitian
hubungan antara hipertensi dan tingkah laku manusia.
Memang,
teknik pernafasan ini belum terbukti efektif akan dapat membantu
melawan gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan dan banyak lagi
penyakit lain yang disebabkan oleh hipertensi. Namun dengan penelitian
yang terus dilakukan, diharapkan teknik pernafasan ini dapat jadi obat
mujarab bagi hipertensi yang selama ini dianggap penyakit yang cukup
mematikan.